New York - Meski memiliki jajaran
produk terbilang sangat populer di dunia, namun para investor tampaknya tidak
cukup yakin dengan inovasi Apple selama beberapa bulan terakhir.
Hal ini terlihat dari terpuruknya
saham Apple yang kini menyentuh US$398,11 per lembar, yang berarti merupakan
level terendah sepanjang 453 hari terakhir atau sejak Desember 2011.
Menilik fenomena yang tampaknya
tidak menggembirakan bagi Apple ini, Fortunemelihat
setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan terpuruknya saham Apple tersebut.
Faktor pertama, adanya prediksi
dari Goldman Sachs & Lazard Capital yang menyebutkan bahwa penghasilan
Apple berada 'di bawah arahan konsensus' untuk kuartal Juni. Prediksi itu
terlontar sesaat setelah Apple melaporkan pendapatan mereka untuk kuartal awal
2013 pada Maret 2013.
Faktor kedua, munculnya peringatan
dari produsen chipset untuk Apple yakni Cirrus Logic yang melaporkan
bahwa margin laba kotornya akan anjlok karena terpengaruh oleh adanya
‘perkiraan merosotnya keuntungan untuk sebuah produk yang diproduksi dalam
jumlah besar', dalam hal ini yang dimaksud adalah produk Apple.
Faktor ketiga, beredarnya laporan
yang disusun oleh analis Peter Misek dari lembaga riset Jefferies yang
mengindikasikan bahwa ketiga iPhone terbaru, yakni iPhone 5S, iPhone murah dan
iPhone 6, akan ditunda perilisannya.
Sedangkan faktor keempat yang
diperkirakan sebagai sebab terpuruknya harga saham Apple di lantai bursa adalah
karena banyaknya investor yang segera meninggalkan Apple di saat pendapatan
perusahaan berbais di Cupertino, California ini lebih rendah dari yang mereka harapkan.
Nilai pasar Apple kini merosot
hingga US$288 miliar sejak September tahun lalu. Penurunan saham Apple terlihat
sangat mencolok pada 15-17 April kemarin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar