Sabtu, 23 Oktober 2010

HOMO MOMINI SICIO

HOMO HOMINI SOCIO

Setiap makhluk tidak bisa hidup sendiri dalam menjalani umurnya di dunia ini, makhluk pertama yang bernama Adam pun melakukan komplain kepada Allah SWT atas kesendirian beliau hingga diciptakanlah makhluk yang bernama Hawa. Begitu juga kita sebagai keturunan Nabi Adam pasti juga demikian, atas kasih sayang Allah SWT terhadap seluruh hamba-Nya di dunia ini maka kita diciptakan berpasang-pasangan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa sebagai bentuk hubungan antar makhluk ciptaan Allah SWT dengan tujuan agar kita saling kenal mengenal. Siapapun anda, sekurang-kurangnya memiliki 100 orang yang dikenal. Setiap orang di sekitar kita pasti berpengaruh kepada kita; baik positif maupun negatif sebagaimana kata Aa’ Gym dalam ceramah beliau: berteman dengan orang yang jual minyak wangi maka kita akan kena wanginya, kalau berteman dengan pande besi maka bau pande besi. Namun bukan berarti kita harus mengesampingkan orang-orang yang berpengaruh buruk dan menghambat perjalanan kita meraih kesuksesan. Sebaliknya, kitalah yang harus memperkuat pengaruh positif agar dapat merubah pengaruh negatif tersebut. Teringat pesan orang tua penulis “Jadilah Muhammad (pen: Nabi Muhammad) yang merubah orang-orang di sekitarnya’, pesan tersebut memiliki makna bahwa kita harus menebarkan kebaikan di manapun, kepada siapa pun dan kapan pun.
Kenapa kita perlu bergaul? Karena kita makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya, binatang yang hanya mengandalkan nafsunya pun memerlukan binatang lainnya dalam dunia kebinatangannya, apalagi manusia yang hidup dengan pikiran, nafsu dan perasaan. Jadi, pergaulan atau yang kita kenal dengan silaturrahmi adalah proses pengembangan akses dan bukan jamannya lagi mengembangkan aset, karena aset pada umumnya ada karena kita memiliki akses sebagai sarana mendapatkan aset seperti sabda Rasulullah: siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung tali silaturrahim. (HR. Bukhari). Begitu indah silaturrahim dalam kehidupan ini dan memiliki banyak manfaat sebagai eksistensi kita sebagai manusia, sepengetahuan saya manfaat dari silaturrahim diantaranya. 1) Belajar dari pengalaman orang lain, hal ini sangat penting mengingat waktu kita sangat terbatas untuk mengenyam berbagai pengalaman. Mendengar cerita kesuksesan seseorang dalam menekuni bisnisnya selama 5 tahun, berarti kita telah menghemat waktu yang cukup banyak untuk mendapatkan pengalaman dalam bidang tersebut. Bagaimana jika kita banyak berdialog dengan banyak orang yang memiliki jutaan pengalaman?. 2) Memanfaatkan relasi teman, menurut saya ini metode Multi Level Marketing (MLM), apabila kita punya 10 orang kenalan yang prospektif dan memiliki akses 100 orang yang berpengaruh, maka minimal kita telah memiliki akses 100 orang yang berpengaruh juga. 3) Kekurangan kita tertutup, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, semisal anda tidak bisa mengendarai mobil, maka manfaatkanlah teman anda untuk mengendarainya dan manfaatkan dia untuk mengajari anda mengendarai mobil. 4) Pasar yang potensial, bisnis apapun yang kita miliiki, pasar atau komunitas yang pertama kali harus dibidik adalah orang terdekat atau teman. Karena merekalah yang telah mengenal dan mengetahui reputasi kita, sebab membangun kepercayaan pun di tengah-tengah mereka menjadi lebih mudah. 5) P3K, artinya pertolongan pertama pada kecelakaan. Ingat masa di pondok pesantren, orang yang pertama kali tempat kita meminjam uang adalah teman, bukan pak kyai ataupun jasa peminjaman uang. Orang yang pertama kali menolong dikala sakit adalah teman. Dan masih banyak lagi manfaat dari sebuah pergaulan positif dengan relasi kita.
Hubungan antar manusia juga sama seperti kita melakukan investasi uang di bank, jika kita memberikan sesuatu yang positif terhadap orang lain, berarti kita telah menabung ke bank emosi seseorang. Sebaliknya, ketika kita melakukan sesuatu yang negatif kepada seseorang, maka kita seakan-akan menarik uang yang kita tabung hingga minus atau tidak memilki tabungan sama sekali. Seseorang pemimpin tidak harus yang kuat dan hebat, tetapi pemimpin yang mempunyai paling banyak teman atau koneksi.
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin manusia di luar masyarakat. Aristoteles mengatakan: bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam masyarakat ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan (Hartomo, 2004: 75).

Di India oleh Mr. Singh didapatkan dua orang anak yang berumur 8 tahun dan 1 ½ tahun. Pada waktu masih bayi anak-anak tersebut diasuh oleh srigala dlam sebuah gua. Setelah ditemukan kemudian naka yang kecil mati, tinggal yang besar. Selanjutnya, walaupun ia sudah dilatih hidup bermasyarakat sifatnya masih seperti srigala, kadang-kadang meraung-raung di tengah malam, suka makan daging mentah, dan sebagainya.

Juga di Amerika dalam tahun 1938, seorang anak berumur 5 tahun kedapatan di atas loteng.karena terasing dari lingkungan dia meskipun umur 5 tahun belum juga dapat berjalan dan bercakap-cakap.jadi jelas bahwa manusia meskipun mempunyai bakat dan kemampuan, namun bakat tersebut tidak dapat berkembang, nika tidak ada lingkungan. Itulah sebabnya manusia dikatakan sebagai makhluk sosial (Hartomo, 2000: 77).


Di samping adanya hasrat-hasrat atau golongan instingtif pada manusia masih terdapat factor-faktor yang lain yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat. Faktor-faktor itu adalah:

1. Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau jenisnya.

2. Adanya kenyataan bahwa manusia adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk lemah.karena itu ia selalu mendesak atau menarik kekutan bersama, yang terdapat dalam perserikatan dengan orang lain.

3. Karena terjadinya habit pada tiap-tiap diri manusia. Manusia bermasyarakat karena ia telah biasa mendapat bantuan yang berfaedah yang diterimanya sejak kecil dari lingkungannya.

4. Adanya kesamaan keturunan, kesamaan territorial, nasib, keyakinan/cita-cita, kebudayaan, dan lain-lain.


Peristiwa Sumanto beberapa tahun yang lalu begitu mengemparkan, membuat ketidakmengertian mengapa ada manusia yang memakan manusia lainnya walau sudah berbentuk mayat. Kanibalisme sungguh sangat tidak bisa ditolelir sama sekali. Bagaimana dengan masa kini ? Kalau kita mau cermati tentunya kita akan melihat bahwa pemangsaan atau kanibalisme ini telah mengalami perubahan kondisi. Kanibalisme telah berubah bentuk yang lebih halus, yaitu perilaku, cara berfikir, manner, pemahaman, dll.
Homo Homini Lupus telah berkembang melewati batas individu, antar kelompok, bangsa, dan mungkin perlahan telah membentuk suatu kebudayaan sendiri. Homo Homini Lupustelah masuk dalam relung aktivitas manusia, baik itu ekonomi, social, hukum, politik dengan segala bungkus atribut kekinian. Sebagian manusia telah kehilangan cara pandang hidupnya (way of life) sehingga mereka khilaf akan kedudukannya sebagai mahluk yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Nilai-nilai kemanusian nan penuh keadilan dan beradab yang Tuhan anugerahkan mengalami pasang surut, bahkan terombang-ambing dalam batas kepudaran. Nah disinilah homo homini lupus akan mengalami reproduksi yang sangat luar biasa.
Pembangunan untuk Perubahan
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak serta merta dapat mengisyaratkan bahwa pembangunan sudah merata terwujud. Hal ini karena pertumbuhan tidak bisa menjawab keseluruhan tantangan pembangunan. Adanya ketimpangan dan kemiskinan, serta kecenderungan kondisi yang kaya makin kaya, dan yang miskin akan semakin terpuruk, inilah yang menjadi alasan. Bagaimana mengkondisikan pembangunan sebagai perubahan atas kondisi ini ? Bagaimana pembangunan menjadi upaya perwujudan dari keadilan secara menyeluruh ? Jawabnya bahwa pembangunan harus menyentuh lapisan masyarakat luas dengan segala aspek dan pengharapannya akan perubahan.
Fungsi dan keberadaan pemerintah akan berjalan dan mengalami kulturisasi dari yang sifatnya service provider, berlanjut ke people-centered development yang akhirnya kepada kondisi sustainable development. Dengan kondisi seperti ini maka masyarakat merupakan subyek dan sekaligus objek atas pembangunan tersebut. Ketika masyarakat diberdayakan dan didorong pada kemandirian, maka pembangunan akan terasa sekali perubahannya. Seiring dengan hal tersebut maka pemerintah terkondisi untuk mempunyai kewajiban menyediakan beraneka ragam jasa dan pelayanan kepada masyarakat.
Persaingan atau Peperangan Modern
Setelah peperangn Badar yang terasa amat berat dan melelahkan, Rasulullah SAW mengingatkan kepada kaum muslimin akan adanya perang yang lebih dahsyat dari perang Badar, yaitu perang mengalahkan hawa nafsunya sendiri. Di jaman yang menglobal ini kepentingan-kepentingan insani akan semakin mudah terakomodasikan. Ekonomi menjadi pokok pertimbangan langkah manusia sekarang, telah juga menglobal ditandai dengan semakin kaburnya batas-batas ekonomi suatu Negara (bonderless world). Nafsu diberi keleluasaan untuk berlari di atas keberagaman keinginan, keingintahuan, dan kemauan agar mempunyai sesuatu yang lebih diatas yang lain.
Rapuhnya eksistensi pemerintah dalam menghadapi ekonomi global akan langsung menghadapkannya ke dalam kehidupan masyarakat. Apabila resistensi masyarakat rendah, maka goncangan bahkan chaos adalah kemungkinan yang terjadi. Sementara itu secara mendasar persaingan atau peperangan modern bagi orang perorangan adalah bagaimana mempertahankan diri sendiri untuk tetap dapat hidup.
Pemerintah sebagai representasi dari bentuk kepemimpinan hendaknya bersikap responsif, tanggap atas saran, masukan, maupun keluhan publiknya, tetapi tidak reaksioner. Unit terkecil dari pemerintah hendaknya mampu untuk mengambil sikap (keputusan) atas tantangan (masalah) yang dihadapinya. Kemampuan untuk bekerja sama, menanggung kewajiban dan resiko bersama baik itu yang sifatnya internal maupun eksternal, serta tidak tumpang tindih atas pelaksanaan kegiatan akan menunjukkan kredibilitas serta kapabilitas suatu pemerintah.
Semoga kita semua dapat menekan laju perkembangan homo homini lupus masa kini, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Khairunnas anfa’uhun linnas”, sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. (HR. Bukhari dan Muslim).
Homo homini Lupus atau dapat kita artikan sebagai manusia yang satu merupakan serigala bagi manusia lainya.
apa maksud dari kata-kata yang saya telahtuliskan di atas? aneh memang aneh.. ini blog sedang dimulai dari suatu konsep yang aneh. saat mengetik kata ini belum terpikir plot yang akan muncul dan tergambar jelas sebagai alur utama. tapi konsep mengenai tulisan ini sudah dimulai sejak lama.
Konsep ini meledak terpicu oleh sebuah film kekerasan yang buat heboh indonesia itu. sekeras upaya daya telah dilakukan oleh bapak menteri kita untuk mencegah diunduhnya namun apa dikata orang indonesia itu sebenarnya canggih, sangat canggih-canggih.. jebol juga?
jadi intinya tidak sengaja saya melihat. reaksi saya adalah marah… heran.. berpikir dan berpikir…. why why
why ? kenapa hal tersebut bisa terjadi bukan kenapa film itu dibuat tetapi. kenapa manusia sebagai manusaia dalam hal ini tidak bertindak sebagai manusia.. atau mungkin kita saat ini yang tidak dapat bertindak seperti manusia sesungguhnya atau pertanyaan utamanya apa sih manusia itu?
singkat cerita film itu menceritakan kekerasan…..
dari dulu sejak jaman adam dan hawa, pembunuhan anak
adam dan hawa, doktrin gereja, perang dunia , sampai pelajaran sejarah dan sampai terorisme. kekerasan bahkan sampai penghilangan nyawa yang tidak manusiawi, dari yang dulunya factum jadi fakta…
potong, iris, cincang,mutilasi,bom , bakar, penggal. kenapa sih kenapa sih ? dari motif yg berbagai macam itu.
tapi yang membuat saya kemarin tiba tiba lemes…
ini karena masalah iman. masalah Tuhan. masalah Kebenaran.. kebenaran sapa? kebenaran yang ditafsirkan oleh manusia itu sendiri.. manusia merasa dirinya paling benar kah? tapi pertanyaannya harus balik ke apa sih itu benar salah? , baik buruk? indah tidak indah?, wahyu?
betul kan dari awal sudah tidak berkonsep dan tidak jelas ini mau ngeblog atau brainstorming. karena sampai
saat ini saya tidak bisa habis pikir. saya tidak dapat berpikir meresulasi hubungan sebab akibat, causal ini
ingat semua yang terjadi di dunia ini harusnya hubungan sebab akibat (causalitas) jika dalam pelajaran PSD
tidak mungkin sikap kita secara pasti dan nyata akan ditentukan oleh kejadian n+1 (yg akan datang; n = saat ini)
intinya.. kenapa merasa benar. main potong yg lain itu salah. jika salah maka bukan manusia. padahal jika
dicari hubungan lain maka akan terhubung. iman yg menafsirkan suatu perkataan suatu wahyu apa akan
membawa manusia saling bantai bagai anjing yg hendak dimasak? sedang di sisi lain manusia merupakan
mahkluk istimewa katanya. sebagai abramic orang orang yang mengakui Abraham sebagai bapak dari segala
bangsa..
jika dicari cari positif maka harusnya adalah saudara. jika dicari cari negatifnya maka orang yang tidak seiman
dengan kita dapat kita katakan sebagai kafir.. jadi kalau si pascal harus mengunakan probabilitas untuk
mencari cara masuk surga kata bos.
jika masuk agama A (probabilitasnya sekian)
jika masuk agama B (probabilitasnya sekian)
maka dia memutuskan berbuat baik dan … jadi jika probalitas A tidak masuk masih ada probabilitas lainya.
sehingga intinya mau masuk surga…
Agama yang menjadi dasar manusia menjawab permasalah-permasalahan sebelum dan sesudah hidup.
eh menjadi mungkin lebih tepatnya dijadikan masalah oleh orang orang yang hidup…
anehkan?
Agama jadi berbeda. kok bisa berbeda? dapat di lihat dari sejarahnya. lalu dari berbeda ini jadi konflik…
kenapa bisa konfilknya.. pemahaman dan sikap interent untuk membina relasi dengan Tuhan merupakan sesuatu yang personal dan sangat pribadi.
jadi ingat ketika pemahaman keimananya sampai ia berkesimpulan Kita senag Tuhan Senang.
namun itulah pemahamanya yang harus di hormati.
semua mau nya masuk surga? tapi merasa surga tempat untuk orang yang benar. jadi kalau gitu harus
“mengalahkan” saingan yang tidak benar.
pertanyaanya :
surga yang mana?
surga ada satu?
surga yang dijanjikan siapa?
orang percaya terhadap manusia yang diberi wahyu oleh Tuhan dari Agama A dan
mengajarkan agar dapat masuk surga. lalu surga yang mana? yanh surga yg dijanjikan oleh suara wahyu tersebut.
sapa bilang kita dapat bertemu di surga. memang surga kita sama.
jadi film tersebut membuka mata bukan mengenai hegemoni dari suatu agama. tetapi lebih dalam harus dilihat. dan di forum dengan mudahnya berkata ” yah kita buat film tandinganya”.. dia kira prestasi kali yah
aneh aneh.. semakin beradab semakin biadab. kalau hidup semakin keras dan membuat manusai hidup setengah mati. kenapa tidak mati saja kenapa harus hidup..? karena kita manusia hal paling berharga adalah nyawa. karena itu yg membuat kita hidup. lalu apa hak manusia mengambil nyawa manusia lainya?
berarti dia melakukan perampokan tingkat besarkah?
Sya berpikir lagi pembuat film tersebut mungkin berusaha melindungi negaranya, enetah dari intelejen atau dari mana? jika akibat dari film tersebut menyebabkan serangan terhadap negara kincir tersebut. berarti itulah film xxx yang sebenarnya
Sumber Refrensi :
http://mahadayadiri.wordpress.com/2008/10/28/homo-homini-lupus-masa-kini/
http://yudhingeblog.wordpress.com/2008/04/06/homo-homini-lupus/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar